Al Qur'an

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Al Hadits

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Khutbah & Ceramah

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Kisah Inspiratif

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Seputar Islam

Go to Blogger edit html and find these sentences.Now replace these sentences with your own descriptions.

Jun 17, 2016

Proses Kematian

Selamat pagi sob, udah lama nggak ngeblog nih soalnya agak males. Hehe. Kali ini saya akan memposting yang agak seram nih, silahkan disimak


Sesaat sebelum mati Anda akan merasakan jantung berhenti berdetak, nafas tertahan dan badan bergetar. Anda merasa dingin di telinga. Darah berubah menjadi asam dan tenggorokan berkontraksi.

0 Menit
Kematian secara medis terjadi ketika otak kehabisan supply oksigen.

1 Menit
Darah berubah warna dan otot kehilangan kontraksi, isi kantung kemih keluar tanpa izin.

3 Menit
Sel-sel otak tewas secara masal. Saat ini otak benar-benar berhenti berpikir.

4 - 5 Menit
Pupil mata membesar dan berselaput. Bola mata mengkerut karena kehilangan tekanan darah.

7 - 9 Menit
Penghubung ke otak mulai mati.

1 - 4 Jam
Rigor Mortis(Fase Dimana keseluruhan otot di tubuh menjadi kaku) membuat otot kaku dan rambut berdiri, kesannya rambut tetap tumbuh setelah mati.

4 - 6 Jam
Rigor Mortis Terus beraksi. Darah yang berkumpul lalu mati dan warna kulit menghitam.

6 Jam
Otot masih berkontraksi. Proses penghancuran, seperti efek alkohol masih berjalan.

8 Jam
Suhu tubuh langsung menurun drastis.

24 - 72 Jam
Isi perut membusuk oleh mikroba dan pankreas mulai mencerna dirinya sendiri.

36 - 48 Jam
Rigor Mortis Berhenti, Tubuh anda selentur penari balerina.

3 - 5 Hari
Pembusukan mengakibatkan luka skala besar, darah menetes keluar dari mulut dan hidung.

8 - 10 Hari
Warna tubuh berubah dari hijau ke merah sejalan dengan membusuknya darah.

Beberapa Minggu
Rambut, Kuku, Dan Gigi dengan mudahnya terlepas.

Satu Bulan
Kulit Anda mulai mencair.

Satu Tahun
Selain tulang-belulang tidak ada lagi yang tersisa dari tubuh anda. Sekarang Anda adalah saingan Twiggy dan Calista Flockhart. Anda yang sewaktu hidupnya cantik, gagah, ganteng, kaya dan berkuasa, sekarang hanyalah tumpukan tulang-belulang yang menyedihkan.



Proses Pembusukan Tubuh Manusia
Bakteri bekerja secara terstruktur dalam proses degradasi organisme atau proses pembusukan mayat. Pembusukan dimulai dengan pemutusan ikatan protein-protein besar pada jaringan tubuh oleh bakteri fermentasi menggunakan enzim protease. Kumpulan hasil pemutusan ikatan protein yang disebut asam amino ini dicerna berbagai jenis bakteri, misalnya bakteri acetogen. Bakteri ini mereaksikan asam amino dengan oksigen dalam tubuhnya untuk menghasilkan asam asetat, hidrogen, nitrogen, serta gas karbon dioksida. Produk asam asetat ini menimbulkan bau. Bau busuk dari tubuh mayat tidak hanya mengganggu, namun juga membahayakan.


Lalu, bagaimana proses pembusukan tubuh dilakukan dari tubuh utuh hingga tinggal tengkorak? Proses pembusukan berawal dari mikroorganisme, misalnya bakteri-bakteri yang hidup di dalam usus besar manusia. Bakteri tersebut mulai mendegradasi protein yang terdapat dalam tubuh. Jika seluruh jenis ikatan protein sudah terputus, beberapa jaringan tubuh menjadi tidak berfungsi. Proses ini disempurnakan bakteri yang datang dari luar tubuh mayat, bisa berasal dari udara, tanah, ataupun air. Seluruh jenis bakteri ini menyerang hampir seluruh sel di tubuh dengan cara menyerang sistem pertahanan tubuh yang tidak lagi aktif, menghancurkan jaringan otot, atau menghasilkan enzim penghancur sel yang disebut protease. Kemudian dengan berbagai jenis metabolisme, mikroorganisme mulai memakan jaringan mati dan mencernanya. Tak jarang kerja proses ini dibantu reaksi kimia alami yang terjadi dalam organisme mati. Semakin lama, otot-otot semakin habis dimakan bakteri.

Sekian ya sob, sebelum keluar jangan lupa klik link dibawah ini

Jun 1, 2013

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 121, 122, 123

Sore sob, sore ini saya akan melanjutkan postingan saya mengenai Tafsir Surat Dan Ayat Dalam Al Qur'an. Yang akan saya bahas kali ini adalah Surat Al Baqarah Ayat 121, 122, 123. Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Seruan Allah Kepada Bani Israil Yang Benar- Benar Beriman.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 121, 122, 123
Artinya:
121. orang-orang yang telah Kami berikan Al kitab kepadanya, mereka membacanya dengan bacaan yang sebenarnya[84], mereka itu beriman kepadanya. dan Barangsiapa yang ingkar kepadanya, Maka mereka Itulah orang-orang yang rugi.
122. Hai Bani Israil, ingatlah akan nikmat-Ku yang telah Ku-anugerahkan kepadamu dan aku telah melabihkan kamu atas segala umat[85].
123. dan takutlah kamu kepada suatu hari di waktu seseorang tidak dapat menggantikan[86] seseorang lain sedikitpun dan tidak akan diterima suatu tebusan daripadanya dan tidak akan memberi manfaat sesuatu syafa'at kepadanya dan tidak (pula) mereka akan ditolong. 
[84] Maksudnya: tidak merobah dan mentakwilkan Al kitab sekehendak hatinya.
[85] Maksudnya: umat yang semasa dengan Bani Israil.
[86] Maksudnya: dosa dan pahala seseorang tidak dapat dipindahkan kepada orang lain.

Munasabah
Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 121, 122, 123 ini, Allah SWT menjelaskan bahwa ada di antara ahli kitab yang membaca Kitab yang diturunkan oleh Allah SWT dengan sebenarnya, mengikuti dan mengamalkan apa yang tertulis di dalamnya, tidak mengubah, menambah, mengurangi, atau menakwilkan menurut kehendaknya. Mereka adalah orang- orang yang bersih hatinya, mereka pasti beriman kepada Nabi Muhammad SAW, berbahagia di dunia dan akhirat.

Sekiankian dulu ya postingan saya kali ini, kalau sobat ingin melihat penjelasan mengenai surat Al Bawarah ayat lainya, silahkan kunjungi Surat Al Baqarah, tetapi kalu sobat ingin melihat surat lainya, silahkan kinjungi Pilih Surat

Sekian sob, dan jangan lupa, klik link dibawah ini sebelum keluar. Wassalam

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 118, 119, 120

Pagi sob. Di awal Juni ini saya akan melanjutkan postingan saya mengenai Tafsir Surat Dan Ayat Dalam Al Qur'an. Yang akan saya bahas kali ini adalah Surat Al Baqarah Ayat 118, 119, 120. Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Keingkaran Orang Kafir Terhadap Kenabian Nabi Muhammad.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 118, 119, 120
Artinya:
118. dan orang-orang yang tidak mengetahui berkata: "Mengapa Allah tidak (langsung) berbicara dengan Kami atau datang tanda-tanda kekuasaan-Nya kepada kami?" demikian pula orang-orang yang sebelum mereka telah mengatakan seperti Ucapan mereka itu; hati mereka serupa. Sesungguhnya Kami telah menjelaskan tanda-tanda kekuasaan Kami kepada kaum yang yakin.
119. Sesungguhnya Kami telah mengutusmu (Muhammad) dengan kebenaran; sebagai pembawa berita gembira dan pemberi peringatan, dan kamu tidak akan diminta (pertanggungan jawab) tentang penghuni-penghuni neraka.
120. orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: "Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)". dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu.

Sekiankian dulu ya postingan saya kali ini, kalau sobat ingin melihat penjelasan mengenai surat Al Bawarah ayat lainya, silahkan kunjungi Surat Al Baqarah, tetapi kalu sobat ingin melihat surat lainya, silahkan kinjungi Pilih Surat

Sekian sob, dan jangan lupa, klik link dibawah ini sebelum keluar. Wassalam

May 31, 2013

Berburu Do’a Mustajab di Hari Jum’at

Sebaik-baik hari bagi umat Islam adalah hari Jum’at. Hari sayyidul ayyaam (pemimpin hari) yang paling agung dan paling utama di sisi Allah Ta’ala. Banyak ibadah yang dikhususkan pada hari itu, misalnya membaca surat as Sajdah dan al Insan saat pagi setelah shalat Subuh, membaca surat al Kahfi, shalat Jum’at berikut amalan-amalan yang mengirinya, dan beberapa amal ibadah lainnya. Di dalamnya juga terdapat satu waktu yang mustajab untuk berdoa. Tidaklah seorang hamba yang beriman memunajatkan do’a kepada Rabbnya pada waktu itu, kecuali  Allah akan mengabulkannya selama tidak meminta yang haram. Karenanya seorang muslim selayaknya memperhatikan hari Jum’at.

Diriwayatkan oleh Abu Hurairah radliyallah ‘anhu, dia bercerita: “Abu Qasim (Rasululah) shallallahu ‘alaihi wasallambersabda:
إِنَّ فِي الْجُمُعَةِ لَسَاعَةً لَا يُوَافِقُهَا مُسْلِمٌ قَائِمٌ يُصَلِّي يَسْأَلُ اللَّهَ خَيْرًا إِلَّا أَعْطَاهُ إِيَّاهُ

“Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.” Lalu beliau mengisyaratkan dengan tangannya, yang kami pahami, untuk menunjukkan masanya yang tidak lama (sangat singkat).” (Muttafaq ‘Alaih)

Dalam memahami satu waktu yang mustajab (dikabulkannya doa) tersebut, para ulama berbeda pendapat, kapan waktu itu berlangsung? Ilmu tentang kepastiannya seperti ilmu tentang kepastian waktu Lailatul Qadar, telah diangkat ilmunya oleh Allah.

“Sesungguhnya pada hari Jum’at itu terdapat satu waktu yang tidaklah seorang hamba muslim berdiri berdoa memohon kebaikan kepada Allah bertepatan pada saat itu, melainkan Dia akan mengabulkannya.” al Hadits

Diriwayatkan, dari Sa’id bin Al Harits, dari Abu Salamah berkata, “aku menyampaikan kepada Abu Sa’id, ‘sesungguhnya Abu Hurairah menyampaikan kepada kami perilah satu waktu yang ada di hari Jum’at.’ Beliau berkata, ‘Aku pernah menanyakannya kepada Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam, lalu beliau menjawab, “Sungguh aku dulu diberitahu tentangnya kemudian aku dijadikan lupa sebagaimana dijadikan lupa terhadap Lailatul Qadar.” ( HR. Imam Ahmad dalam Musnadnya dan dishahihkan oleh Ibnu Khuzaimah).

Ibnul Hajar dalam Fath al Baari (II/416-421) menyebutkan ada 43 pendapat di antara para ulama mengenai suatu waktu yang terdapat pada hari Jum’at itu. Lalu beliau berkata, “tidak diragukan lagi bahwa pendapat yang paling rajih (kuat) adalah hadits Abu Musa dan hadits Abdullah bin Salam . . . , namun para ulama salaf masih berbeda pendapat manakah dari keduanya yang lebih rajih.” Selanjutnya Ibnul Hajar menjelaskan, mayoritas ulama, seperti Imam Ahmad dan lainnya, mentarjih bahwa waktu tersebut terdapat pada akhir waktu dari hari Jum’at. Di akhir ucapannya, Ibnul Hajar cenderung kepada pendapat Ibnul Qayim, yaitu pengabulan doa itu diharapkan juga  pada saat shalat. Sehingga kedua waktu tersebut merupakan waktu ijabah (pengabulan) doa, meskipun saat yang khusus itu ada di ujung hari setelah shalat shalat ‘Ashar.

Imam al Khaththabi rahimahullah, yang disebutkan dalamFath al Baari, juga menyimpulkan waktu istijabah tersebut ada dua: Pertama, pada waktu shalat. Kedua, satu waktu di sore hari ketika matahari mulai merendah untuk tenggelam.

Berikut ini uraian lebih rinci terhadap kedua pendapat tersebut:

Pendapat pertama : waktu istijabah itu sejak duduknya imam di atas mimbar sampai dengan berakhirnya shalat. Hujjah dari pendapat ini adalah hadits Abu Burdah bin Abi Musa al-’Asy’ari, dia bercerita: “Abdullah bin Umar pernah berkata kepadaku: ‘apakah engkau pernah mendengar ayahmu menyampaikan hadits dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam mengenai satu waktu yang terdapat pada hari Jum’at?’ Aku (Abu Burdah) menjawab, “Ya, aku pernah mendengarnya berkata, aku pernah mendengar Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
هِيَ مَا بَيْنَ أَنْ يَجْلِسَ الْإِمَامُ إِلَى أَنْ تُقْضَى الصَّلَاةُ

“Saat itu berlangsung antara duduknya imam sampai selesainya shalat.” (HR. Muslim)

Namun, waktu istijabah ini tidak penuh sejak duduknya imam di mimbar sampai selesainya shalat. Dia datangnya kadang-kadang berdasarkan lafadz hadits, “yuqalliluhaa” (sangat sebentar).

Imam ash Shan’ani rahimahullah dalam Subul as Salam, menyebutkan keberadaannya terkadang di awal, tengah, atau di akhir. Misalnya diawali sejak dimulainya khutbah dan habis ketika selesainya shalat. (Subul as Salam: II/101)

Pendapat kedua : waktu ijabah berada di akhir waktu setelah ‘Ashar. Ibnul Qayyim al Jauziyah merajihkan pendapat ini. Beliau berkata, “yang ini merupakan pendapat yang paling rajih dari dua pendapat yang ada. Ia adalah pendapat Abdullah bin Salam, Abu Hurairah, Imam Ahmad, dan beberapa ulama selain mereka.” (Zaad al Ma’ad: I/390)

Hadits yang menunjukkan kesimpulan ini cukup banyak. Di antaranya hadits Jabir bin Abdillah radliyallah ‘anhu, dari Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam, beliau bersabda:
يَوْمُ الْجُمُعَةِ اثْنَتَا عَشْرَةَ سَاعَةً لَا يُوجَدُ فِيهَا عَبْدٌ مُسْلِمٌ يَسْأَلُ اللَّهَ شَيْئًا إِلَّا آتَاهُ إِيَّاهُ فَالْتَمِسُوهَا آخِرَ سَاعَةٍ بَعْدَ الْعَصْرِ

“Hari Jum’at terdiri dari 12 waktu, di dalamnya terdapat satu waktu yang tidaklah seorang muslim pada saat itu memohon sesuatu kepada Allah, melainkan Dia akan mengabulkan permintaannya. Oleh karena itu, carilah saat tersebut pada akhir waktu setelah ‘Ashar.” (HR. an Nasai dan Abu Dawud. Disahihkan oleh Ibnul Hajar dalam al Fath dan dishahihkan juga oleh al Albani dalam Shahih an Nasai dan Shahih Abu Dawud).

Hadits Abdullah bin Salam, dia bercerita: “aku berkata, ‘sesungguhnya kami mendapatkan di dalam Kitabullah bahwa pada hari Jum’at terdapat satu saat yang tidaklah seorang hamba mukmin bertepatan dengannya lalu berdoa memohon sesuatu kepada Allah, melainkan akan dipenuhi permintaannya.’ Lalu Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallammengisyaratkan dengan tangannya bahwa itu hanya sebagian saat. Kemudian Abdullah bin Salam bertanya; ‘kapan saat itu berlangsung?’ beliau shallallahu ‘alaihi wasallam menjawab, “saat itu berlangsung pada akhir waktu siang.” Setelah itu  Abdullah bertanya lagi, ‘bukankah saat itu bukan waktu shalat?’ beliau menjawab,
بَلَى إِنَّ الْعَبْدَ الْمُؤْمِنَ إِذَا صَلَّى ثُمَّ جَلَسَ لَا يَحْبِسُهُ إِلَّا الصَّلَاةُ فَهُوَ فِي الصَّلَاةِ

“Benar, sesungguhnya seorang hamba mukmin jika mengerjakan shalat kemudian duduk, tidak menahannya kecuali shalat, melainkan dia berada di dalam shalat.” (HR. Ibnu Majah. Syaikh al Albani menilainya hasan shahih).

Juga berdasarkan hadits Anas bin Malik, Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
الْتَمِسُوا السَّاعَةَ الَّتِي تُرْجَى فِي يَوْمِ الْجُمُعَةِ بَعْدَ الْعَصْرِ إِلَى غَيْبُوبَةِ الشَّمْسِ

“Carilah saat yang sangat diharapkan pada hari Jum’at, yaitu setelah ‘Ashar sampai tenggelamnya matahari.” (HR. at Tirmidzi; dinilai Hasan oleh al Albani di dalam Shahih at Tirmidzi dan Shahihh at Targhib).

Al-Hafidz Ibnul Hajar rahimahullah berkata: “diriwayatkan Sa’id bin Mansur dengan sanad shahih kepada Abu Salamah bin Abdirrahman, ada beberapa orang dari sahabat Nabishallallahu ‘alaihi wasallam berkumpul lalu saling menyebut satu saat yang terdapat pada hari Jum’at. Kemudian mereka berpisah tanpa berbeda pendapat bahwa saat tersebut berlangsung pada akhir waktu dari hari Jum’at.” (Fath al Baari :II/421 dan Zaad al Ma’ad oleh Ibnul Qayim I:391)

. . . Kemudian mereka berpisah tanpa berbeda pendapat bahwa saat tersebut berlangsung pada akhir waktu dari hari Jum’at. .

Ibnul Qayyim berkata, “diriwayatkan Sa’id bin Jubair dari Ibnu ‘Abbas, dia berkata: ‘saat (mustajab) yang disebutkan ada pada hari Jum’at itu terletak di antara shalat ‘Ashar dan tenggelamnya matahari.’ Sa’id bin Jubair jika sudah melaksanakan shalat ‘Ashar dia tidak mengajak bicara seseorang pun hingga matahari terbenam. Demikian ini pendapat mayoritas ulama salaf, dan mayoritas hadits mengarah pada pendapat itu. Selanjutnya, pendapat lain menyatakan bahwa saat tersebut terdapat pada waktu shalat Jum’at. Adapun pendapat-pendapat lainnya tidak memiliki dalil.” (Zaad al Ma’ad: I/394)

Ibnul Qayyim juga mengatakan, “menurut saya, saat shalat merupakan waktu yang diharapkan pengabulan doa. Keduanya merupakan waktu pengabulan meskipun satu saat yang khusus itu di akhir waktu setelah shalat ‘Ashar. Itu merupakan saat tertentu dari hari Jum’at yang tidak akan mundur atau maju. Adapun saat ijabah pada waktu shalat, ia mengikuti waktu shalat itu sendiri sehingga bisa maju atau mundur. Karena ketika berkumpulnya kaum muslimin, shalat, ketundukan, dan munajat mereka kepada Allah memiliki pengaruh terhadap pengabulan (doa). Dengan demikian, saat pertemuan mereka merupakan saat yang diharap dikabulkannya doa. Dengan demikian itu, seluruh hadits berpadu antara yang satu dengan lainnya. . .” (Zaad al Ma’ad: I/394)

Lebih lanjut, Ibnul Qayyim berkata, “saat mustajab berlangsung pada akhir waktu setelah ‘Ashar yang diagungkan oleh seluruh pemeluk agama. Menurut Ahl Kitab, ia merupakan saat pengabulan. Inilah salah satu yang ingin mereka ganti dan merubahnya. Sebagian orang dari mereka yang telah beriman mengakui hal tersebut.” (Zaad al Ma’ad: I/396)

. . . Di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang muslim berdoa memohon sesuatu bertepatan dengan saat tersebut melainkan Allah akan mengabulkannya, yaitu setelah shalat ‘Ashar.

Pendapat ini juga yang dipilih oleh Syaikh Ibnu Bazzrahimahullah sebagaimana yang dinukil oleh DR. Sa’id bin Ali al Qahthan dalam Shalatul Mukmin. Syaikh Ibnu Bazz berkata, “hal itu menunjukkan bahwa sudah sepantasnya bagi orang muslim untuk memberikan perhatian terhadap hari Jum’at. Sebab, di dalamnya terdapat satu saat yang tidaklah seorang muslim berdoa memohon sesuatu bertepatan dengan saat tersebut melainkan Allah akan mengabulkannya, yaitu setelah shalat ‘Ashar. Mungkin saat ini berlangsung setelah duduknya imam di atas mimbar. Oleh karena itu, jika seseorang datang dan duduk setelah ‘Ashar menunggu shalat Maghrib seraya berdoa, doanya akan dikabulkan. Demikian halnya jika setelah naiknya imam ke atas mimbar, seseorang berdoa dalam sujud dan duduknya maka sudah pasti doanya akan dikabulkan.” (DR. Sa’id bin Ali bin Wahf al Qahthani, Ensiklopedi Shalat menurut al Qur’an dan as Sunnah : II/349)

Sekian dulu sob, sebelum keluar klik link dibawah ini ya

May 30, 2013

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 114, 115, 116, 117

Selamat siang sob, siang ini saya akan melanjutkan pembahasan mengenai Tafsir Surat Dan Ayat Al Qur'an. Kali ini saya akan membahas Surat Al Baqarah Ayat 114, 115, 116, 117. Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Tindakan Menghalangi Orang Beribadah.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 114, 115, 116, 117
Artinya:
114. dan siapakah yang lebih aniaya daripada orang yang menghalanghalangi menyebut nama Allah dalam mesjid-mesjid-Nya, dan berusaha untuk merobohkannya? mereka itu tidak sepatutnya masuk ke dalamnya (mesjid Allah), kecuali dengan rasa takut (kepada Allah). mereka di dunia mendapat kehinaan dan di akhirat mendapat siksa yang berat.
115. dan kepunyaan Allah-lah timur dan barat, Maka kemanapun kamu menghadap di situlah wajah Allah[83]. Sesungguhnya Allah Maha Luas (rahmat-Nya) lagi Maha mengetahui.
116. mereka (orang-orang kafir) berkata: "Allah mempunyai anak". Maha suci Allah, bahkan apa yang ada di langit dan di bumi adalah kepunyaan Allah; semua tunduk kepada-Nya.
117. Allah Pencipta langit dan bumi, dan bila Dia berkehendak (untuk menciptakan) sesuatu, Maka (cukuplah) Dia hanya mengatakan kepadanya: "Jadilah!" lalu jadilah ia. 
[83] Disitulah wajah Allah maksudnya; kekuasaan Allah meliputi seluruh alam; sebab itu di mana saja manusia berada, Allah mengetahui perbuatannya, karena ia selalu berhadapan dengan Allah.

Hadis Yang Berkaitan Dengan Ayat
Ayat 115: Dari Jabir bin Abdullah Al Ansari berkata:" Aku melihat Rasulullah SAW dalam Perang Anmar, beliau menunaikan shalat sunnah diatas untanya menghadap ke arah timur." (HR. Bukhari dan Baihaqi)
Ayat 116: Dari Ibnu Abbas ra. Nabi SAW bersabda, Allah SWT berfirman:" Anak Adam telah mendustakan-Ku, padahal tidak sepantasnya ia melakukan hal itu, dan ia juga mencaci- Ku, padahal tidak sepantasnya dia melakukan hal itu. Adapun pendustaanya kepada- Ku adalah ia menduga bahwa Aku tidak mampu membangkitkannya kembali seperti sediakala, sedangkan caciannya kepada- Ku adalah penyataan bahwa Aku memiliki anak. Sungguh, Maha Suci Diriku dari mempunyai istri dan anak."(HR Bukhari)

Mutiara Ayat
Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 114, 115, 116, 117 ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Tindakan Menghalangi Orang Beribadah;
1. Perbuatan yang paling zalim di sisi Allah ialah menghalang- halangi manusia beribadah ke masjid dan merobohkannya atau merusaknya. Allah mengingakan orang yang melakukan perbuatan itu dengan kehinaan di dunia dan Azab di Akhirat.
2. Seluruh alam ini milik Allah, Dialah yang menguasai, mengatur dan mengurusinya. Dia mengetaui apa saja yang terjadi di alam ini, baik yang kecil maupun yang besar, yang nyata dan yang tidak nyata. Karena itu kemana saja hamba menghadapkan wajahnya saat beribadah, pasti diketahui dan didengar- Nya.
3. Allah tidak mempunyai anak, Dan dia tidak memerlukan suatu pun dalam mengurus mahluk- Nya. Dia kekal selama lamanya.
4. Allah menciptakan alam ini dengan tidak mencontoh kepada sesuatu yang ada. Semuanya ada atas kehendaknya.

Sekiankian dulu ya postingan saya kali ini, kalau sobat ingin melihat penjelasan mengenai surat Al Bawarah ayat lainya, silahkan kunjungi Surat Al Baqarah, tetapi kalu sobat ingin melihat surat lainya, silahkan kinjungi Pilih Surat

Sekian sob, dan jangan lupa, klik link dibawah ini sebelum keluar. Wassalam

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 111, 112, 113

Pagi sob, Di pagi hari ini saya akan melanjutkan postingan saya mengenai Tafsir Surat Dan Ayat Dalam Al Qur'an. Yang akan saya bahas kali ini adalah Surat Al Baqarah Ayat 111, 112, 113. Di dalam ayat ini, Allah SWT menjelasan mengenai Anggapan Orang Yahudi terhadap Orang Nasrani dan sebaliknya.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 111, 112, 113
Artinya:
111. dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: "Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani". demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: "Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar".
112. (tidak demikian) bahkan Barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, Maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
113. dan orang-orang Yahudi berkata: "Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan", dan orang-orang Nasrani berkata: "Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan," Padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti Ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.

Mutiara Ayat
Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 111, 112, 113 ini, Allah SWT menjelasan mengenai Anggapan Orang Yahudi terhadap Orang Nasrani dan sebaliknya;
1. Pertentangan pendapat dan tuduh menuduh yang terjadi di kalangan ahli kitab menunjukkan penyelewengan mereka dari ajaran aslinya.
2. Surga dan kehidupan bahagia itu bukan monopoli suatu bangsa atau golongan, tetapi hak bagi semua orang yang beriman dan bramal soleh.

Sekiankian dulu ya postingan saya kali ini, kalau sobat ingin melihat penjelasan mengenai surat Al Bawarah ayat lainya, silahkan kunjungi Surat Al Baqarah, tetapi kalu sobat ingin melihat surat lainya, silahkan kinjungi Pilih Surat

Sekian sob, dan jangan lupa, klik link dibawah ini sebelum keluar. Wassalam

May 29, 2013

Tentang Surat Al Baqarah Ayat 109 Dan 110

Siang sob, maaf ya baru sempa update. Di siang yang mendung ini saya akan melanjutkan postingan mengenai Tafsir Surat Dan Ayat Dalam Al Qur'an. Yang akan saya bahas kali ini adalah Surat Al Baqarah Ayat 109 Dan 110. Di dalam ayat ini Allah SWT menjelaskan mengenai Sikap Orang Yahudi Terhadap Orang Mukmin.

Bacaan Surat Al Baqarah Ayat 109 Dan 110
Artinya:
109. sebahagian besar ahli kitab menginginkan agar mereka dapat mengembalikan kamu kepada kekafiran setelah kamu beriman, karena dengki yang (timbul) dari diri mereka sendiri, setelah nyata bagi mereka kebenaran. Maka ma'afkanlah dan biarkanlah mereka, sampai Allah mendatangkan perintah-Nya[82]. Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
110. dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. dan kebaikan apa saja yang kamu usahakan bagi dirimu, tentu kamu akan mendapat pahala nya pada sisi Allah. Sesungguhnya Alah Maha melihat apa-apa yang kamu kerjakan. 
[82] Maksudnya: keizinan memerangi dan mengusir orang Yahudi.

Hadis Yang Berkaitan Dengan Ayat
Ayat 109: " Di antara kaum Yahudi terdapat Huyai bin Akhthab dan Abu Yasir bin Akhthab, dia adalah orang yahudi yang sangat dengki dengan orang Arab. Terlebih, setelah Allah  SWT menentukan Rasul-Nya dari bangsa Arab. Keduanya berusaha keras untuk menarik orang- orang yang telah beriman untuk menjauhi Islam, maka turunlah ayat ini."(HR. Ibnu Abi Hatim)

Mutiara Ayat
Di dalam Surat Al Baqarah Ayat 109 Dan 110 ini, Allah SWT menjelaskan mengenai Sikap Orang Yahudi Terhadap Orang Mukmin;
1. Kaum Musimin tidak boleh mengambil pendapat orang Yahudi mengenai hal- hal yang berkaitan dengan agama, karena mereka sudah jelas dengki dan hasut serta ingin menjadikan muslimin kafir.
2. Dalam menghadapi tipu muslihat mereka, kaum Muslimin harus bersabar dan berlapang dada, disertai dengan memohon pertolongan kepada Allah, terus- menerus melakukan salat dan mengeluarkan zakat.

Sekiankian dulu ya postingan saya kali ini, kalau sobat ingin melihat penjelasan mengenai surat Al Bawarah ayat lainya, silahkan kunjungi Surat Al Baqarah, tetapi kalu sobat ingin melihat surat lainya, silahkan kinjungi Pilih Surat

Sekian sob, dan jangan lupa, klik link dibawah ini sebelum keluar. Wassalam