Pertama-tama marilah kita panjatkan rasa syukur kita kepada
Allah SWT, karena atas kehendak-Nya kita masih dapat berkumpul di tempat ini
dalam keadaan sehat wal’afiat. Shalawat dan salam kita panjatkan kepada Nabi
Muhammad SAW, para sahabat, dan pengikutnya hingga akhir zaman.
Hadirin rahimakumullah,
Kematian adalah suatu kata yang tidak asing ditelinga kita, akan tetapi dapat
menggetarkan hati setiap insan yang bernyawa, Mengapa? Karna kematian merupakan
suatu keniscayaan yang akan dialami oleh setiap makhluk yang bernyawa. Entah
dia seorang kaya atau seorang yang miskin, entah dia seorang yang muda atau yang
tua, entah dia seorang pejabat tinggi maupun rakyat kecil. Pasti ia akan
mengalami kematian.
Berkenaan dengan ini, Allah SWT berfirman dalam Al-Qur an
surat Ali-Imran ayat 185 yang artinya:" Sesungguhnya setiap yang bernyawa
pasti akan mengalami kematian dan sesungguhnya semua amalan akan disempurnakan
diakhirat nanti ". Berkenaan dengan ayat tersebut, jelas sekali bahwa setiap yang bernyawa pasti akan
mengalami kematian.
Ada suatu riwayat, suatu ketika Rasul SAW ditanya oleh salah
seorang sahabat:" Ya Rasulullah ketika engkau telah tiada maka kepada siapa
lagi hamba meminta nasehat?. Rasul SAW menjawab: "Wahai sahabat sesungguhnya aku
telah meninggalkan 2 nasehat kepada kamu; Nasehat yang pertama adalah nasehat
yang berbicara dan nasehat yang kedua adalah nasehat yang diam". Lalu sahabat
kemudian bertanya lagi kepada Rasul Saw: " Ya Rasulullah apakah nasehat Berbicara
itu dan apakah nasehat yang diam itu ya Rasul". Rasulullah kemudian
menjawab:" Wahai sahabatku, nasehat yang berbicara itu ialah Al-Quran dan yang
diam itu adalah kematian ".
Rasulullah SAW pernah ditanya oleh salah seorang sahabat, "Ya Rasulullah siapakah orang yang paling berakal dan siapakah orang yang paling
bijaksana?". Rasulullah SAW menjawab, “Orang yang paling berakal adalah orang
yang paling banyak mengingat kematian. Sementara orang yang paling bijaksana
adalah orang yang paling baik persiapannya. Dia akan mendapat kemuliaan di
dunia dan akhirat.”
Adapun hikmah dari adanya kematian adalah;
1. Kematian mengingatkan bahwa waktu sangat berharga
Tak ada
satu buat seorang mukmin yang mampu
mengingatkan betapa berharganya nilai waktu selain kematian. Tak seorang pun
tahu berapa lama lagi jatah waktu pentasnya di dunia ini akan berakhir.
Sebagaimana tak seorang pun tahu di mana kematian akan menjemputnya. Ketika
seorang manusia melalaikan nilai waktu pada hakekatnya ia sedang menggiring
dirinya kepada jurang kebinasaan. Karena tak ada satu detik pun waktu terlewat
melainkan ajal kian mendekat. Allah swt mengingatkan itu dalam surah Al-Anbiya
ayat 1, "Telah dekat kepada manusia hari menghisab segala amalan mereka,
sedang mereka berada dalam kelalaian lagi berpaling (daripadanya)."
2. Kematian mengingatkan bahwa kita bukan siapa-siapa
Kalau kehidupan dunia bisa diumpamakan dengan pentas
sandiwara, maka kematian adalah akhir segala peran. Apa pun dan siapa pun peran
yang telah dimainkan, ketika sutradara mengatakan ‘habis’, usai sudah permainan.
Semua kembali kepada peran yang sebenarnya.
3. Kematian mengingatkan bahwa kita tak memiliki apa-apa
Fikih Islam menggariskan kita bahwa tak ada satu benda pun
yang boleh ikut masuk ke liang lahat kecuali kain kafan. Siapa pun dia, Kaya
atau miskin, Penguasa atau rakyat jelata Semuanya akan masuk lubang kubur bersama
bungkusan kain kafan. Cuma kain kafan itu. Itu pun masih bagus. Karena, kita
terlahir dengan tidak membawa apa-apa.
4. Kematian mengingatkan bahwa hidup sementara
Kejayaan dan kesuksesan kadang menghanyutkan anak manusia
kepada sebuahkhayalan bahwa ia akan hidup selamanya. Hingga kapan pun. Seolah
ia ingin menyatakan kepada dunia bahwa tak satu pun yang mampu memisahkan antara
dirinya dengan kenikmatan saat ini. Ketika sapaan kematian mulai datang berupa
rambut yang beruban, tenaga yang kian berkurang, wajah yang makin keriput,
barulah ia tersadar. Bahwa, segalanya akan berpisah. Dan pemisah kenikmatan itu
bernama kematian. Hidup tak jauh dari siklus: awal, berkembang, dan kemudian berakhir.
5. Kematian mengingatkan bahwa hidup begitu berharga
Seorang hamba Allah yang mengingat kematian akan senantiasa
tersadar bahwa hidup teramat berharga. Hidup tak ubahnya seperti ladang
pinjaman. Seorang petani yang cerdas akan memanfaatkan ladang itu dengan
menanam tumbuhan yang berharga. Dengan sungguh-sungguh. Petani itu khawatir, ia
tidak mendapat apa-apa ketika ladang harus dikembalikan.
Hadirin yang dirahmati Allah, Ingatlah kematian itu begitu
dekat dan sangatlah dekat. Maka dari itu saya mengingatkan kepada seluruh
hadirn marilah kita jadikan kematian sebagai guru terbaik kita agar kelak
datang waktunya kita dipanggil kita telah siap untuk menghadapnya.
Wassalamu’alaikum Wr. Wb.
Sekian dulu ceramah saya kali ini, sebelum keluar klik link dibawah ini ya
Intinya yaitu kita akan kembali kepada Sang Pencipta Allah s.w.t
ReplyDeleteKUNBAL,saya tunggu
Betul sob
Deletewiiih keren nih sob :)
ReplyDelete